Saat ini film Joker sedang banyak dibicarakan oleh masyarakat, apalagi kaum milenial. Film yang berhasil meraup keuntungan sangat tinggi hanya dalam minggu penayangan ini, berhasil menyampaikan pesan bahwa jangan menyisihkan mereka yang "istimewa". Setidaknya yang sempat kubaca dari testimoni kawan-kawan yang sudah menonton serta dari beberapa ulasan yang ada di media sosial. Meskipun belum menonton, setidaknya semua orang mengulas seperti itu.
Namun makin ke sini malah dibuat "libak" oleh status orang-orang, kalimat "orang jahat adalah orang baik yang diremehkan." Kurang lebih seperti itu quotesnya. Tempo hari lewat di timeline twitter kalimat penyanggah quote tersebut, kurang lebih kalimatnya seperti ini: Joker bicara seperti itu karena dia tidak salat. Pasti tertawa dengan sanggahan tersebut, namun coba dipikir ulang. Bukan masalah salatnya, setidaknya saat seseorang yang diremehkan itu memiliki sedikit keimanan, pasti akan merasa tidak perlu untuk menjadi jahat.
Banyak juga kok dalam kehidupan sehari-hari seseorang yang diremehkan lalu mencari hal lain yang lebih baik untuk dikerjakan, tetap menjadi baik-baik saja. Lagian nih ya, film ini sebenarnya ingin menyampaikan agar kita ke depannya jangan suka meremehkan orang lain, khususnya mereka yang "istimewa". Lalu kenapa pada heboh merasa menjadi jahatnya itu? Kan lucu, bos! Coba menyadari hal itu. Menyadari jangan sampai diri kita membuat orang menjadi jahat. Ini kok malah merasa di posisi Jokernya. Kalau selepas menonton film Joker ini lebih banyak yang merasa dia memiliki posisi yang sama dengan joker, membenarkan kesalahan atau jahatnya karena sebelumnya dia diremehkan, bukan memikirkan hal-hal yang sudah dia lakukan terhadap orang lain sehingga orang lain menjadi berbeda terhadap dia. Ditambah lagi jika kita masih memandang saudara yang "istimewa" dengan pandangan yang sama, berarti secara nilai film itu disebut film itu gagal. Karena tujuan utama kedua setelah meraup keuntungan adalah mengampanyekan hal baik tersebut.
Namun ini opini pribadi dari saya yang belum menonton film Joker, tetapi pasti akan nonton. Tunggu ada yang traktir dulu. Hehe.
Namun makin ke sini malah dibuat "libak" oleh status orang-orang, kalimat "orang jahat adalah orang baik yang diremehkan." Kurang lebih seperti itu quotesnya. Tempo hari lewat di timeline twitter kalimat penyanggah quote tersebut, kurang lebih kalimatnya seperti ini: Joker bicara seperti itu karena dia tidak salat. Pasti tertawa dengan sanggahan tersebut, namun coba dipikir ulang. Bukan masalah salatnya, setidaknya saat seseorang yang diremehkan itu memiliki sedikit keimanan, pasti akan merasa tidak perlu untuk menjadi jahat.
Banyak juga kok dalam kehidupan sehari-hari seseorang yang diremehkan lalu mencari hal lain yang lebih baik untuk dikerjakan, tetap menjadi baik-baik saja. Lagian nih ya, film ini sebenarnya ingin menyampaikan agar kita ke depannya jangan suka meremehkan orang lain, khususnya mereka yang "istimewa". Lalu kenapa pada heboh merasa menjadi jahatnya itu? Kan lucu, bos! Coba menyadari hal itu. Menyadari jangan sampai diri kita membuat orang menjadi jahat. Ini kok malah merasa di posisi Jokernya. Kalau selepas menonton film Joker ini lebih banyak yang merasa dia memiliki posisi yang sama dengan joker, membenarkan kesalahan atau jahatnya karena sebelumnya dia diremehkan, bukan memikirkan hal-hal yang sudah dia lakukan terhadap orang lain sehingga orang lain menjadi berbeda terhadap dia. Ditambah lagi jika kita masih memandang saudara yang "istimewa" dengan pandangan yang sama, berarti secara nilai film itu disebut film itu gagal. Karena tujuan utama kedua setelah meraup keuntungan adalah mengampanyekan hal baik tersebut.
Namun ini opini pribadi dari saya yang belum menonton film Joker, tetapi pasti akan nonton. Tunggu ada yang traktir dulu. Hehe.
Keren kak
BalasHapusKesini la re, biar awak traktir nontonnya heheh
BalasHapus